Sejarah Gereja Bethany Indonesia

Booking.com
Sejarah Gereja Bethany Indonesia

Pada kesempatan kali ini saya ingin memposting tentang Sejarah Gereja Bethany Indonesia. Gereja Bethany Indonesia  termasuk salah satu gereja yang berkembang pesat di Indonesia. Ini dia Sejarah Gereja Bethany Indonesia.
Sinode Gereja Bethany Indonesia, atau Bethany merupakan sebuah Sinode yang berbadan hukum gereja Indonesia dan berpusat di Surabaya. Bethany merupakan salah satu gereja dengan teologi karismatik dengan denominasi Pentakostal. Gereja ini merupakan anggota dari Persekutuan Injili Indonesia (PII).

Sinode Gereja Bethany Indonesia berdiri dan diakui pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Kristen Departemen Agama RI No. DJ.III/Kep/HK 00.5/5/158/2003 pada tanggal 17 Januari 2003. Namun, sejarah Bethany sudah dimulai puluhan tahun sebelum Gereja ini berdiri secara independen sebagai sebuah sinode tersendiri.
Awal Pendirian Gereja Bethany Indonesia

Pada tahun 1978, Gereja Bethany didirikan oleh Pdt. Abraham Alex Tanuseputra, di Jalan Manyar Rejo I/29 Surabaya. Bethany pada saat itu tergabung sebagai bagian dari Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI), sehingga Gereja tersebut disebut sebagai GBI Jemaat Bethany atau GBI Bethany. Dalam penggembalaan jemaat GBI Bethany ini, Pdt. Alex mencetuskan "Successful Bethany Families" sebagai visi gereja tersebut.
Perkembangan

Pada tahun 1985 mulai dibangun gedung gereja berkapasitas 3.500 orang sebagai tempat ibadah Gereja Bethany Pusat di Jalan Manyar Rejo II/36-38 Surabaya yang selesai pada tahun 1986.


Tahun 1987, dimulai visi pembangunan Graha Bethany, Nginden, Surabaya dengan kapasitas 20.000 orang dan selesai pada tahun 2000. Graha Bethany dianggap sebagai sebuah gedung gereja yang terbesar di Asia Tenggara.

Pada tahun 1988, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo untuk membuka gereja lokal (cabang) di Jakarta.

Pada tahun 1989, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin untuk membuka cabang di Denpasar, Bali.

Dengan pembukaan cabang-cabang tersebut, GBI Bethany membagi pelayanannya di Indonesia menjadi GBI Bethany Wilayah Indonesia Bagian Barat (yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo), Bagian Tengah (Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A.), dan Bagian Timur (Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin). Sementara Pdt. Abraham Alex Tanuseputra berperan sebagai Gembala Sidang Senior dan Pendiri GBI Jemaat Bethany.

Hingga tahun 2000, menurut statistik gereja tersebut, diklaim telah didirikan hampir 1.000 Gereja Bethany lokal yang tersebar di seluruh Indonesia dan di luar negeri, dengan jemaat mencapai 70.000 jemaat. Kompleksitas nama jemaat

Pada tahun 1997 (dan diperkuat pada Sidang Sinode tahun 2000) Sinode Gereja Bethel Indonesia mengeluarkan keputusan bahwa seluruh gereja lokal yang tergabung dalam Sinode GBI harus menanggalkan nama-nama jemaat lokal. Dengan demikian, gereja lokal akan disebut dengan nama GBI disertai dengan nama jalan/tempat di mana gereja tersebut berada. Perubahan nama ini membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat diterima oleh jemaat-jemaat lokal di lingkup Sinode GBI, termasuk GBI Bethany.

Pada tahun 2002, GBI Bethany Barat yang dipimpin Pdt. Niko menyatakan akan mengikuti keputusan Sinode  Gereja Bethel Indonesia untuk menurunkan nama Bethany. Keputusan ini diikuti oleh seluruh GBI Bethany Barat yang berada di bawah pembinaan Pdt. Niko. Demikian pula GBI Bethany Timur yang dipimpin Pdt. Timotius Arifin memutuskan untuk menanggalkan nama tersebut. Dengan penurunan nama ini, kedua wilayah juga sekaligus menanggalkan visi "Successful Bethany Families".

Pdt. Alex pun pada akhirnya bersedia untuk menurunkan nama jemaat Bethany, tetapi ia menolak untuk menurunkan visi gereja "Successful Bethany Families" yang telah diusung selama bertahun-tahun. Visi ini pun tetap didukung oleh GBI Bethany Wilayah Tengah.

Keluar dari Sinode GBI

Pada 17 Januari 2003, Sinode Gereja Bethany Indonesia pun resmi berdiri sebagai badan hukum gereja. Dengan demikian GBI Jemaat Bethany di seluruh Indonesia pun telah resmi terpecah menjadi Gereja Bethel Indonesia dan Gereja Bethany Indonesia. Gereja-gereja lokal Bethany Wilayah Tengah bersalin menjadi Gereja Bethany Indonesia. Sinode yang baru berdiri ini dipimpin oleh Pdt. Ir. Leonard Limato, M.A. Sementara Sinode Bethany berdiri, secara resmi Pdt. Alex tidak masuk dalam Sinode Bethany, tetap berdiri di Sinode Gereja Bethel Indonesia.

Akhirnya, setelah usaha-usaha rekonsiliasi antara Pdt. Alex dengan Sinode GBI tidak membawa hasil, Pdt. Alex diberhentikan dari Sinode GBI melalui surat pemberhentian oleh Badan Pekerja Lengkap Sinode GBI yang mensinyalir bahwa Pdt. Alex berdiri di dua sinode.

Dan pada bulan Juli 2003, Badan Pendiri Sinode Bethany resmi meminta Pdt. Alex untuk bergabung dengan Sinode Gereja Bethany Indonesia.

Pada tanggal 16 hingga 18 September 2003, digelar Sidang Raya Sinode I Gereja Bethany Indonesia di Graha Bethany Nginden Surabaya, dan menghasilkan keputusan memilih Pdt. Abraham Alex Tanuseputra sebagai Ketua Umum Sinode dan Pdt. Zacharia Freddy Reva sebagai Sekretaris Umum Sinode.
Demikian Sejarah Gereja Bethany Indonesia, semoga bermanfaat.
Tuhan Yesus Memberkati, Syallom.



Gereja Bethany Indonesia, Gereja Bethany, Bethany Indonesia, Gereja Bethany Indonesia surabaya, GBI bethany, gereja, gereja kristen, gereja Tuhan

Booking.com

No comments:

Post a Comment