Apakah mati meninggal karena kecelakaan akibat dosa
Kalau kita mendengar berita tentang kematian/meninggal karena kecelakaan yang mengerikan
yang di alami seseorang, maka kita sering menganggap bahwa orang itu mengalami
hal itu sebagai hukuman dari Tuhan, karena ia sangat berdosa di hadapan Tuhan,
atau lebih berdosa dibandingkan dengan orang lain
Pandangan seperti ini sudah ada pada jaman dulu.
I)
Pandangan umum pada saat itu. Pada jaman itu ada
pandangan yang umum yang mengatakan bahwa orang benar / saleh pasti akan
diberkati Tuhan sehingga akan selamat dan baik-baik saja. Sehingga kalau
seseorang terkena bencana yang hebat, apalagi mengalami kematian yang
mengerikan, itu membuktikan bahwa Tuhan tidak berkenan akan hidup orang itu dan
karena itu Tuhan memberikan bencana / kematian itu sebagai hukuman.Pandangan
ini mirip sekali dengan pandangan banyak orang Kharismatik jaman ini, dan juga
dengan ajaran Theologia Kemakmuran!
II)
Bahwa pandangan seperti itu merupakan pandangan
yang umum pada saat itu bisa terlihat dari:
dalam Yoh 9:2 ketika murid-murid Yesus melihat orang yang
buta sejak lahirnya, mereka bertanya kepada Yesus: ‘Rabi, siapakah yang berbuat
dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?’
dalam Kis 28:3-4, ketika Paulus digigit oleh ular berbisa,
orang-orang menganggapnya sebagai seorang pembunuh!
Juga dalam Luk 13:1-5 ini diceritakan tentang 2 buah
peristiwa yang menun-jukkan bahwa banyak orang mempunyai pandangan seperti itu:
1) Peristiwa yang diceritakan beberapa orang kepada Yesus,
dimana ada orang-orang Galilea yang dibunuh oleh Pilatus (ay 1).
Mungkin sekali orang-orang Galilea itu sedang
mempersembahkan kor-ban di Bait Allah ketika mereka dibantai oleh tentara yang
disuruh oleh Pilatus, sehingga darah mereka tertumpah ke mezbah dan bercampur
dengan darah dari binatang yang sedang dikorbankan kepada Tuhan.
Orang-orang yang menceritakan peristiwa ini kepada Yesus
tidak men-ceritakan peristiwa ini untuk menunjukkan kekejaman Pilatus, ataupun
untuk menunjukkan bahwa mereka berbelas kasihan kepada orang-orang yang
dibantai itu. Dari jawaban Yesus dalam ay 2-3 terlihat bahwa pada saat
orang-orang itu menceritakannya, mereka mempunyai anggapan bahwa:
orang-orang itu mengalami kematian yang mengerikan karena
hukum-an Tuhan atas dosa-dosa mereka yang luar biasa hebatnya.
kalau mereka sendiri (orang-orang yang menceritakan
peristiwa itu kepada Yesus) sekarang masih hidup dan tidak mengalami nasib
seperti orang-orang yang dibantai Pilatus, itu menunjukkan bahwa mereka lebih
baik hidupnya dari orang-orang yang mati secara mengerikan itu.
2) Peristiwa 18 orang yang mati ditimpa menara di kolam
Siloam (ay 4).
Peristiwa ini diceritakan oleh Yesus sendiri sebagai
TAMBAHAN atas cerita yang pertama tadi, karena Ia tahu bahwa sekalipun kedua
peristiwa itu mempunyai perbedaan (pada peristiwa pertama orang-orang itu mati
dibunuh, sedangkan pada peristiwa kedua orang-orang itu mati karena
kecelakaan), tetapi orang-orang itu mempunyai penafsiran yang sama terhadap
peristiwa ini, yaitu bahwa orang-orang itu mati karena dosa mereka yang hebat.
II) Pandangan Tuhan Yesus.
1) Tuhan Yesus tidak menyetujui pandangan yang mengatakan
bahwa orang yang mengalami kematian yang mengerikan pasti adalah orang yang
sangat berdosa sehingga dihukum oleh Tuhan dengan cara itu. Ini terlihat dari
kata-kata: ‘Tidak! KataKu kepadamu’, yang Ia katakan sampai 2 kali (ay 3,5).
Ada 2 hal yang perlu kita perhatikan:
a) Perhatikan bahwa sekalipun ini adalah pandangan umum,
tetapi Ye-sus berani menentangnya secara terang-terangan. Bagaimana sikap
saudara terhadap pandangan umum yang salah, misalnya:
semua agama itu sama.
orang kristen tidak boleh fanatik (bdk. Wah 3:15-16).
orang kristen harus sembuh dari penyakit.
orang bisa sakit pasti karena dirasuk roh jahat dsb.
b) Ketidak setujuan Yesus terhadap pandangan umum ini memang
se-suai dengan Kitab Suci:
Kitab Suci memang menunjukkan bahwa kematian yang
mengeri-kan / adanya bencana belum tentu merupakan hukuman atas dosa orang yang
mengalaminya.
Memang ada orang-orang yang mengalami kematian yang
menge-rikan sebagai hukuman Allah atas dosa-dosanya, seperti:
Izebel dalam 2Raja-raja 9:10-37 bdk.
1Raja-raja 21:23.
Yudas Iskariot
dalam Mat 27:5 dan Kis 1:18.
nabi yang
diterkam singa dalam 1Raja-raja 13:20-25.
Tetapi juga ada banyak orang yang mengalami bencana /
kematian yang mengerikan bukan sebagai hukuman Allah atas dosa-dosa mereka,
seperti
Ayub, raja Yosia
(2Raja-raja 22-23), Elisa (2Raja-raja 13:14).
Kitab Suci mengajar bahwa Tuhan mempunyai waktu yang
berbe-da dalam menghukum orang yang berbeda. Misalnya dalam Kej 19:1-29 Sodom
dan Gomora dihancurkan, tetapi dalam Kej 15:12-16 dikatakan bahwa untuk orang
Amori / Kanaan, Ia menunggu 400 tahun lagi!
Tuhan sering menunda hukuman (ay 6-9), dan Ia mempunyai
belas kasihan / kemurahan hati yang berbeda untuk setiap orang (Ro 9:15,18),
sehingga lamanya penundaan itu bisa berbeda untuk setiap orang.
Karena itu jelaslah bahwa orang-orang yang masih hidup tidak
bisa beranggapan bahwa orang yang sudah mati pasti lebih berdosa dari diri
mereka, karena mungkin saja mereka yang sebetulnya lebih berdosa, tetapi Tuhan
masih menunda penghu-kumanNya atas diri mereka.
Dalam dunia ini Allah memang membiarkan orang saleh dan
orang jahat hidup bersama-sama, dan mereka sama-sama terbuka ter-hadap bencana
ataupun kematian, bahkan terhadap kematian yang mengerikan.
Dalam kehidupan yang akan datang, barulah mereka dipisahkan
(Mat 25:31-46), sehingga yang saleh akan bahagia sedangkan yang jahat akan menderita.
Pada saat itulah baru kita bisa menilai siapa yang saleh dan siapa yang jahat
dari keba-hagiaan / penderitaan yang mereka alami.
Kalaupun bencana dan kematian yang dialami seseorang itu
adalah hukuman Tuhan, itu jelas belum seluruh hukuman Tuhan, karena masih ada
neraka! Bencana / kematian / penderitaan di dunia itu diberikan oleh Tuhan
hanya supaya kita ‘mencicipi’ hukuman Tuhan! Dan bisa saja si A diberi cicipan
yang lebih banyak dari si B (sehingga si B lebih enak hidupnya dari si A),
sekalipun si B lebih berdosa dari si A!
2) Tuhan Yesus juga berpandangan bahwa bencana / kematian
yang me-ngerikan yang menimpa orang lain, merupakan panggilan untuk bertobat
bagi kita yang masih hidup (ay 3,5)!
Ini menunjukkan betapa kuatnya dorongan untuk memberitakan
Injil dalam diri Tuhan Yesus! Ia bisa saja hanya menjelaskan bahwa pandang-an
umum itu salah, tetapi tidak menyuruh mereka bertobat. Tetapi Ia ter-nyata
melanjutkan dengan menyuruh mereka bertobat!
Penerapan:
Gunakan setiap kesempatan untuk membelokkan pembicaraan pada
pemberitaan Injil! Misalnya kalau seseorang menceritakan kesukaran-kesukarannya
kepada saudara, jangan sekedar menghiburnya, tetapi sekaligus arahkan
pembicaraan itu kepada Injil sehingga orang itu bisa datang / percaya kepada
Yesus.
Sekarang mari kita membahas tentang pertobatan yang
ditekankan oleh Tuhan Yesus:
a)
Ingat bahwa saudara yang masih hidup juga adalah
orang yang berdosa, dan karena itu, jelas bahwa saudarapun bisa mengalami
bencana / kematian yang mengerikan seperti yang dialami oleh orang-orang itu.
Karena itu, setiap saudara melihat / mendengar bencana / kematian yang dialami
orang lain, renungkanlah kehidupan saudara yang berdosa, dan bertobatlah!
b) Pertobatan mempunyai 2 aspek.
Ini bisa terlihat karena kata ‘bertobat’ dalam ay 3 berbeda dengan kata
‘bertobat’ dalam ay 5.
Kata ‘bertobat’ yang dipakai dalam ay 3 diterjemahkan dari
kata Yunani METANOETE, yang ada dalam bentuk present imperative (= kata
perintah dalam bentuk present / sekarang), dan ini menunjukkan suatu perintah yang
harus ditaati terus menerus
Sedangkan kata ‘bertobat’ dalam ay 5
diterjemahkan dari kata Yunani METANOESATE, yang ada dalam bentuk aorist
imperative (= kata perintah dalam bentuk aorist / lampau), dan ini merupakan
suatu perintah yang hanya perlu ditaati satu kali saja.
Ini menunjukkan bahwa pertobatan sejati
selalu mempunyai 2 aspek
Datang dan percaya kepada Yesus dan
menerimaNya sebagai Juruselamat saudara. Ini hanya perlu dilakukan 1 x seumur
hidup!
Kristen adalah satu-satunya agama yang
mengajarkan adanya Juruselamat / Penebus (orang yang membayar hutang dosa
saudara).
Dalam agama-agama lain, manusia harus berusaha
membayar hutang dosanya sendiri dengan kekuatan dan usahanya sendiri! Tetapi
kekristenan mengajarkan bahwa Allah sendiri telah menger-jakan keselamatan
untuk kita yaitu dengan jalan menjadi manusia dan mati di salib untuk menebus
dosa kita. Dan karena Allah telah selesai mengerjakan keselamatan bagi kita,
maka tidak ada lagi usaha yang perlu kita lakukan untuk selamat. Kita hanya
perlu percaya bahwa Yesus telah mengerjakan semua itu bagi kita! Tetapi ingat
bahwa sekalipun ini kelihatannya merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan,
tetapi ini bukanlah sesuatu yang remeh, karena kalau saudara tidak
melakukannya, saudara pasti akan binasa / masuk ke neraka! Sudahkah saudara
datang dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa saudara?
Senantiasa berusaha membersihkan diri dari
dosa, baik dosa aktif (melakukan apa yang dilarang oleh Tuhan), maupun dosa
pasif (tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan), misalnya dengan:
memberikan diri dibaptis.
rajin ke gereja / berbakti kepada Tuhan.
rajin dalam belajar Firman Tuhan / datang
dalam Pemahaman Alkitab.
rajin dalam bersaat teduh / berdoa.
melayani Tuhan / memberitakan Injil.
memberikan persembahan persepuluhan /
biasa.
berusaha bersekutu dengan sesama saudara
seiman.
membuang semua dusta, kesombongan,
percabulan, perzi-nahan, kemalasan, pencurian, kebencian, kemunafikan, dsb.
Memang kita diselamatkan hanya karena iman,
bukan karena perbuatan baik (Ef 2:8-9), tetapi orang yang mengaku beriman
tetapi tidak mewujudkan iman itu dengan perbuatan baik, jelas sebetulnya
bukanlah orang yang beriman (Yak 2:17,26).
c) Untuk lebih menekankan tentang
pertobatan, maka Tuhan Yesus lalu menyambung kata-kataNya dengan memberikan
suatu perumpamaan (ay 6-9).
Tujuan / penekanan utama dari perumpamaan
ini adalah: kalau saudara diberi kesempatan untuk bertobat, janganlah
sia-siakan kesempatan itu dengan mengeraskan hati saudara, tetapi sebaliknya
cepatlah bertobat / bertobatlah sekarang! Kalau tidak, hukuman pasti akan
menimpa saudara!
Apakah meninggal karena kecelakaan akibat dosa, apakah mati karena kecelakaan akibat dosa, meninggal karena kecelakaan apakah masuk surga, meninggal karena kecelakaan apakah mati syahid
Ada 2 hal yang perlu saudara perhatikan
dari perumpamaan ini:
Setelah tidak menghasilkan buah selama 3
tahun (ay 7), pohon ara itu diberi kesempatan 1 tahun lagi (ay 8-9). Kalau
tetap tidak ber-buah, maka pohon itu akan ditebang.
Tentu saja ‘1 tahun’ itu tidak boleh
diartikan secara hurufiah. Itu adalah suatu jangka waktu yang ditetapkan oleh
Tuhan sendiri, yang tidak kita ketahui, dan untuk setiap orang jangka waktunya
bisa berbeda-beda. Tetapi bagaimanapun juga, ini menunjukkan bahwa kesempatan
itu terbatas!
Seseorang mengatakan:
"God is very patient. However, his
patience does not last forever" (= Allah itu sangat sabar. Tetapi,
kesabaranNya tidak berlangsung selama-lamanya).
Ingatlah bahwa sekalipun Allah itu maha
kasih / sabar, tetapi Ia juga suci dan adil, sehingga ada saatnya Ia akan
menghukum orang berdosa yang tidak mau bertobat. Bandingkan dengan Nahum 1:3
yang berbunyi: "TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak
sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah" dan Ro 2:4-5
yang berbunyi: "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya,
kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud
kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan
hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada
hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan".
kita tidak tahu dimana batasan antara 3
tahun (ay 7) dan 1 tahun (ay 8-9) itu terjadi dalam hidup kita. Itu bisa
terjadi pada saat ini, tetapi juga bisa sudah terjadi dahulu! Siapa tahu saat
ini saudara sudah ada pada hari ke 365 dari waktu 1 tahun itu?
Dua hal ini sama-sama menekankan perlunya
untuk bertobat seka-rang juga! Jangan sekali-kali menunda pertobatan!
d) Apa yang terjadi kalau orang yang diberi
kesempatan bertobat itu tetap tidak mau bertobat?
Ia akan ditebang (ay 9).
Ia akan binasa (ay 3,5).
Ay 3,5: ‘kamu semua akan binasa dengan cara
demikian’.
RSV / NASB: ‘you will all likewise perish’.
Kata ‘likewise’ ini bisa ditafsirkan dengan
dua cara:
o
diartikan: ‘dengan cara yang sama’.
Kalau diambil arti ini, maka akan menjadi
seperti terjemahan Indonesia. Tetapi penafsiran ini tidak masuk akal, karena
itu berarti bahwa semua orang itu harus mati dengan 2 cara, yaitu seperti ay 1
dan seperti ay 4.
o
diartikan: ‘juga’.
Kalau diambil arti ini, maka akan menjadi
seperti terjemahan NIV: ‘you too will all perish’ (= kamu semua juga akan
binasa).
Saya lebih setuju dengan penafsiran ini.
Jadi, arti ay 3,5 itu adalah: kalau mereka
tidak bertobat, mereka juga akan binasa (bisa dengan cara yang berbeda).
Penutup:
Di sekitar kita banyak kematian (karena
bencana alam, perang, pembunuhan, penyakit, kecelakaan dsb). Kalau sampai saat
ini saudara yang berdosa masih hidup, itu hanya penundaan hukuman, dan itu
merupakan kesempatan untuk bertobat bagi saudara! Karena itu bertobatlah dengan
datang kepada Kristus dan membuang semua dosa dari hidup saudara. Kalau saudara
terus menolak, celakalah saudara! Perhatikan Ro 2:4-5 sekali lagi.
Roma 2:4-5 - "Maukah engkau menganggap
sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah
engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada
pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau
menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah
yang adil akan dinyatakan".
Apakah meninggal karena kecelakaan akibat dosa, apakah mati karena kecelakaan akibat dosa, meninggal karena kecelakaan apakah masuk surga, meninggal karena kecelakaan apakah mati syahid, arwah orang meninggal karena kecelakaan,
artis mati kecelakaan motor,
arwah orang mati kecelakaan menurut islam,
arwah orang meninggal sebelum 40 hari menurut islam,
meninggal karena kecelakaan syahid,
arwah orang meninggal menurut kristen,
arwah orang meninggal di bulan ramadhan,
arwah orang meninggal setelah 7 hari
No comments:
Post a Comment