Perkembangan Agama Kristen dii Bangladesh
Meskipun selalu terjadi penganiayaan atas umat Kristiani di Bangladesh sebagai kaum minoritas tetapi tak khayal membuat ratusan umat Muslim memantapkan berpindah keyakinan menjadi pengikut Kristus di dalam negara Asia Selatan tersebut, seperti dilansir Christianpost, Rabu (20/07/2016).
Sama seperti negara-negara lain sebagai warga negara bermayoritaskan Muslim, umat Kristen di Bangladesh sangatlah beresiko dibunuh atau dianiaya karena kepercayaan mereka terhadap Kristus Yesus. Umat Kristiani di sana menjadi daya tarik bagi 90 persen dari 165 juta orang Muslim Bangladesh.
Menurut organisasi hak asasi manusia Christian Freedom International, diperkirakan sebanyak 91.000 umat Muslim di seluruh Bangladesh menjadi pengikut Kristus dalam enam tahun terakhir, walaupun dalam budaya Islam, murtad akan dihukum mati.
Pendeta Faruk al-Ahmed yang sebelumnya memeluk agama Muslim, telah lama menjadi pendeta sejak pertengahan tahun 1990-an, secara pribadi menjadi saksi berkembangnya agama Kristen di masyarakat, di Bangladesh Utara, ungkapnya kepada situs berita Express.
“Ketika saya memulai pelayanan di Kurigram, hanya ada satu keluarga Kristen tradisional dan satu berlatar belakang Muslim. Sekarang, hampir 1.500 orang percaya dari latar belakang Muslim memuliakan nama Tuhan di daerah ini. Penganiayaan akan datang lebih banyak lagi tetapi orang percaya dan saya siap menghadapinya,” jelas pendeta al-Ahmed.
Banyaknya orang Kristen di Bangladesh diperkirakan mencapi 1.6 juta yang terdiri dari 1 persen dari total penduduk negara itu. Meskipun ada laporan bahwa kekristenan berkembang di negeri ini, Christian Freedom International menekankan bahwa tetap saja orang Kristen dipaksa menjaga kegiatan ibadah mereka dengan cara rahasia untuk mencegah pembalasan dendam karena keyakinan mereka.
“Gereja, terutama gereja rumah dimana berlatar belakang Muslim dapat berkumpul, memilih untuk tidak menunjukkan simbolis Kristen menghindari untuk diakui. Kadang bahkan gereja-gereja bersejarah atau gereja Mainline menghadapi oposisi dan pembatasan dalam memasang sebuat salib atau simbol-simbol agama lainnya,” lapr dari seorang korban penganiayaan Kristen, Kementrian pengawas Open Doors negara Inggris Raya.
Menurut laporan Open Doors, sembilan gereja dipaksa tutup pada tahun2015 dengan alasan keamanan dan negara Bangladesh menempati peringkat ke-35 sebagai negara buruk di dunia atas penganiayaan terhadap kaum Kristen. Meskipun banyak umat Kristen telah banyak tewas, dipukuli, disiksa dan perkosa oleh karena keyakinan mereka, penganiayaan terhadap orang-orang percaya muncul dalam berbagai bentuk sosial yang berbeda.
Tahun lalu, sebagai negara Islam dan kelompok-kelompok ekstrimis lainnya telah menyebar dan menewaskan sejumlah orang Kristen dan agama minoritas lainnya. Dan beberapa waktu lalu, 2.000 umat Kristen berkumpul di Keuskupan Agung Dhaka dan Keuskupan Khulna untuk berdoa bersama mengenai ‘Membangun Kemanusiaan’ atas ancaman-ancaman kekerasan dari teroris negara itu.
Sumber : Christian Post/Jawaban.com
No comments:
Post a Comment